Alkisah ada seorang guru di sekolah anak2, menyuruh para murid untuk membawa beberapa buah kentang ke sekolah sebagai tugas sekolah. Ada anak yang membawa 3, ada yang membawa 4 buah kentang dan dimasukan ke dalam kantong plastik. Dan oleh guru kentang tsb harus dibawa kemana pun murid pergi, bahkan untuk berolah raga pun para murid juga membawa kentang tsb selama seminggu penuh. Dan tanpa bertanya panjang lebar para murid pun membawa kentang itu kemanapun mereka pergi. Tetapi di hari ketiga ketika kentang2 tsb sudah mulai membusuk dan mengeluarkan aroma yang kurang sedap, para murid pun mulai merasa sangat terganggu tapi tetap patuh dan membawa kentang itu kemana pun mereka pergi. Bahkan para orang tua sudah mulai khawatir dengan apa yang guru itu hendaki dengan kentang yg sudah membusuk itu.
Tepat pada hari jumat dimana hari terakhir sekolah pada minggu itu, guru tsb menyuruh murid2 itu untuk membuang kentang2 tsb. Dengan senang hati para murid membuang kentang2 yang sudah busuk dan aromanya sangat menganggu mereka. Dan ada murid yang bertanya kenapa kami harus membawa kemana-mana kentang yang sudah busuk itu guru?
Jawab sang guru " Kentang itu dilambangkan sebagai Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah yang ada di diri kalian semua, dan bukankah kalian merasakan sangat lega dan senang ketika semua yang tidak baik itu tidak lagi menjadi beban di dalam hidup kalian?". Dengan Angukan para murid mengiyakan penjelasan sang guru.
Hari ini saya belajar, bagaimana kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian, dan fitnah yang disimpan di dalam hati tidak menghasilkan apa2, bahkan hanya menjadi beban dalam hidup. Alangkah indahnya jikalau semua itu tidak lagi ada di hati kita semua. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu. ( EF 30 : 31-32 )
No comments:
Post a Comment