Thursday, January 27, 2011
Tokoh Lintas Agama Vs Pemerintah
Bak gayung bersambut, muncul juga gerakan2 yang lain, seperti gerakan tahun kebenaran (yah kalo yang ini memang rada2 berbau politis karena sebagian ada yang berambisi tertentu). Tak berlama berselang muncul dekralasi dari guru besar, yakni deklarasi stop pemerintah berbohong. Sulit rasanya bila memang dirasakan ada keresahan yang ditangkap oleh tokoh2 tersebut.
Seharusnya pemerintah berterima kasih kepada tokoh2 lintas agama yang masih mau menyuarakan kegalauan yang terjadi di masyarakat belakangan ini, karena kemanalah rakyat kecil hendak mengadu semua resah dan kegelisahan melihat beban hidup yang semakin berat, harga2 membumbung tinggi, apalagi keadilan secara vulgar seakan "ditelanjangi" oleh kekuasaan uang, yang semakin membunuh harap mereka akan adanya perbaikan nasib dan kehidupan mereka di masa mendatang.
Dan ketika rasa itu sudah berakumulasi menjadi kemarahan yang terpendam, bagaikan bensin yang tersudut api yang siap meledak sewaktu2. Seakan lupa mereka, bahkan dalam kamus bahasa inggris ada kata AMOK yang mengambarkan kemarahan masyarakat malayu.
Selagi masih ada waktu untuk berbenah, berhentilah berpolemik, berwacana, dan bercitra2 ria. Tunjukan kinerja dan hasil kepada masyarakat, niscaya mereka pun akan cinta kepada pemimpinnya, tapi ketika pemimpinnya lalim dan zolim tak akan lama mereka hancur dan teringat dalam sejarah sebagai masa2 kelam dalam suatu negeri, sudah banyak contoh terjadi.
Kekuasaan adalah amanah, ada baiknya bekerja dengan sepenuh hati dengan ketulusan ingin benar2 mensejahterakan dan memeratakan yang berkeadilan. Yang pada akhirnya semua amanah itu akan dipertanggung jawabkan kepada Sang Khalik ketika menghadapNya.
Wasalam - Connecting Blogger -
Buku Sby Masuk Sekolah?
sulit rasanya bagiku untuk tidak tergelitik untuk menulis opini saya mengenai ini.
Tidak tanggung2 sebanyak 10 judul yang merambah sekolah2 di daerah tegal.
10 Buku SBY yang Masuk Sekolah :
1. Jalan Panjang Menuju Istana
2. Menata Kehidupan Bangsa
3. Indahnya Negeri Tanpa Kekerasan
4. Adil Tanpa Pandang Bulu
5. Peduli Kemiskinan
6. Memberdayakan Ekonomi Rakyat Kecil
7. Diplomasi Damai
8. Berbakti untuk Bumi
9. Jendela Hati
10. Merangkai Kata Menguntai Nada
*Sumber Data : DP Kabupaten Tegal
Penulisan serial ini telah dimulai sejak 3-4 tahun lalu dan ditulis oleh sebagian besar wartawan senior dari beberapa media nasional. "Serial ini juga telah mendapat restu Presiden SBY, sehingga isinya dapat dipertanggung jawabkan untuk memberikan informai dan pengetahuan," ungkap Toni. (dari yahoo.com)
Sulit dibantah menurut saya bahwa buku ini memang dibuat untuk pembuat citra bagi pemerintah. Contoh saja buku dengan judul Adil tanpa pandang bulu, tapi realitanya kita lihat betapa bedanya hukum bagi si miskin dan si kaya. Bahkan banyak kaum papa mencuri 1 tangkai pisang karena lapar dihukum 5 bulan, sedangkan koruptor bebas berpergian saat menjadi tahanan, bahkan tak sedikit yang tak tersentuh hukum.
Belum lagi buku dengan judul peduli kemiskinan, dengan data penerima jaminan kesehatan 70 jutaan, dan masyarakat miskin mencapai 100 juta(hampir 50% dari jumlah penduduk).
Entahlah mungkin memang benar, negeri ini hanyalah negeri wacana, yang lebih suka memberi janji2 tanpa ada realisasi.
Wasalam - Connecting Blogger -
Tuesday, January 4, 2011
Pandai berbahasa asing
Berikut cuplikan ungkapan-ungkapan Presiden dalam sambutannya di BEI siang ini
di 30 menit pertama:
1. Dalam melakukan evaluasi kita harus merujuk pada parameter dan ukuran yang jelas. Correct measurement.
2. ...jangan mengukur sesuatu yang tidak menjadi rencana yang dijalankan pemerintah pada 2010 kemarin, termasuk means yang kita gunakan.
3. ...bukan hanya ditinjau dari implementasi dari kinerja pemerintah. Tetapi, secara umum, in general, kita harus juga melihat...
4. Pemulihan ekonomi untuk menjaga kesejahteraan rakyat, atau dengan bahasa bebas saya katakan minimizing the impact of the global economic crisis.
5. Kita tetapkan sejumlah kebijakan, policies, dan tindakan nyata, actions.
6. ...dan segala upaya yang intinya adalah economic recovery dan maintaining
people’s welfare.
7. ...mari kita lihat satu persatu, pertumbuhan ekonomi growth...
8. Insya Allah tahun 2010 ini kita bisa mencapai enam persen, close to six percent.
9. ...tujuan untuk sebuah pemulihan ekonomi, economic recovery itu dicapai.
10.Inilah yang mendongkrak perekonomian kita sekarang ini, dan insya Allah growth itu akan menjadi lebih sustain.
11. Unemployment menurun. Banyak negara yang meledak unemployment-nya.
12. Kalau kita bicara pertumbuhan harus disertai dengan pemerataan, growth with equity.
13. ...didukung tata kelola good governance.
14. Sekarang seperti apa structure, magnitude dan sasaran APBN 2011.
15. Supaya saudara tau makna dan arti penting APBN sebagai means sebagai tools untuk mencapai tujuan dan sasaran.
16. APBN dalam arti government expenditure, government spending...
17. ...menuju sebuah anggaran yang berimbang, balance badget.
18. ...yang menyakitkan, yang painful.
19. ...ternyata hanya mencapai 0,62 persen. Why? Bukan karena kita tidak membelanjakan, tetapi revenue itu ternyata lebih tinggi sepanjang 2010.
20. Tapi, kami pemerintah mengatakan, it is achievable, bisa dicapai.
21. ...lebih baik yang realistic, achievable, attainable.
22. Apa faktor yang bisa menggagalkan pencapaian sasaran itu, atau dari perspektif yang lain what kind of assumptions yang bisa kita tetapkan...
23. ...semua proyeksi, semua estimate, di semua negara bagus, global economy will grow.
24. Tidak ada yang meramalkan, semuanya everything is nice.
Dan lucunya dibela setengah mati oleh salah satu anggota partai, link diatas. Emang sudah lupa yah dibenak kita semua ketika ada obama datang ke indonesia, dan ada wartawati bertanya kepada sby, dan dia tidak paham, dan akhirnya sempat berbicara dengan jubir, dan setelah itu masih tidak paham dan meminta sang wartawati mengulang pertanyaannya, dan masih juga tetap tidak paham, sampai akhirnya menteri luar negeri datang untuk menjelaskan apa yang sebenarnya ditanyakan oleh wartawati tersebut.
Tetapi yang lebih menyedihkan lagi bila diingat bahwa beliau juga menggunakan waktu pidato resmi kenegaraan di paripurna, dengan bangga beliau menggunakan istilah asing dalam pidatonya. Khusus yang ini saya harus mengkritik dengan sedikit pedas, karena beliau berpidato untuk rakyat indonesia, karena beliau adalah presiden indonesia, sudah seharusnya berbangga hati menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar untuk suatu pidato kenegaraan resmi, laen halnya kalo pidato di negara asing. Kalau sebagai pemimpin tertingginya aja sudah tidak menghargai bahasa indonesia sapa lagi yang akan menghargainya. Lebih2 terlontar istilah mencintai produk bangsa sendiri, pegimana mau diikuti toh om, wong sampean aja tidak mau dengan bangga menggunakan bahasa indonesia....
Mungkin kecerdasan diukur dari kemahiran bercas cis cus dalam bahasa asing, yah mungkin saja benar, tapi nasionalisme itu dimulai dari diri kita sendiri dan dimulai dengan hal yang mudah yakni menggunakan dan meletakkan bahasa indonesia yang telah disepakati sebagai bahasa pemersatu bangsa.
Wasalam - Connecting Blogger -
Sunday, January 2, 2011
Selamat datang 2011
Untuk sektor keuangan : Saran saya untuk berhati2 dalam memutuskan untuk melakukan suatu investasi yang terlalu berani, akan banyak hal2 yang diluar dugaan terjadi. Apalagi goncangan sektor keuangan di eropa seperti di yunani akan membuat berbagai negara di eropa akan mengambil uang mereka yang likuid (seperti di bursa saham) untuk di bawa ke negara mereka masing2, dan efek bubble di BEJ harus menjadi perhatiaan khusus untuk pemain saham di dalam negeri khususnya pemain kecil, kemungkinan terkoreksi sangatlah besar.
Untuk politik : "keterpenjaraan" para politisi oleh kasus2 yang saling menyandung semua partai politik akan terus bergulir, seperti kasus century yang sepertinya akan terus berputar2 pada lingkaran setan tanpa penyelesaian, yang akan menyandera mereka sendiri. Benar2 dibutuhkan suatu kebijaksanaan dan karisma dari pemimpin tertinggi agar keadaan menjadi lebih tenang dan energi kita tidak habis untuk hal seperti ini.
Untuk keamanan : Masyarakat sudah mencapai titik jenuh dalam melihat tiadanya keadilan di negeri ini, sudah saatnya para pemimpin untuk kembali ke nilai2 moral dan akhlak yang berlaku, kalau tidak sepertinya akan terjadi "gejolak" yang sudah mulai terlihat dari tahun lalu, dimana tahun ini akan menjadi puncak kejenuhan dari masyarakat, para pemimpin harus bisa mengambil momentum ini dalam 3-4 bulan kedepan untuk mengambil simpati masyarakat dari tindakan nyata.
Bagi kita semua, ada baiknya kita tetap berpegang pada nilai2 kebaikan, walau apapun yang terjadi jangan terpengaruh untuk berbuat sesuatu yg tidak baik untuk kesenangan sesaat. Kembalilah mendekat kepadaNya dan mencari pencarian makna diri yang hakiki.
Wasalam - Connecting Blogger -