Apa sih beda sapi dan manusia? Lagi2 tergantung perspektif kita dalam menjawab itu. Beda orang bisa bermacam jawabannya, lebih tepatnya beda negara beda jawabannya. Kalo melihat reaksi australia dalam menangapi kekerasan sapi australia yang di ekspor ke indonesia, dan memboikot ekspor ke indonesia bisa dianggap berlebihan atau bisa juga memang tingkat perlindungan hewan atas penyiksaan sudah lebih maju daripada kita. Walau dari berita yang ada australia mengalami kerugian cukup besar karena ekspor ke indonesia cukup besar, tapi mereka tak bergeming dan menuntut perubahaan sebelum boikot dicabut.
Berbanding terbalik dengan reaksi yang terjadi di Indonesia. Ketika TKI kita yang dielu2kan sebagai pahlawan devisa mengalami siksaan, penindasan, dan terkadang melihat luka yang dialami para TKI kita sungguh amat menyedihkan, sangat tidak manusiawi bahkan (maaf) binatang saja tidak layak diperlakukan seperti itu.
Berani boikot? Tentu tidak, karena "pahlawan devisa". Apakah ada peryataan dari pemimpin kita? lagi2 jawabannya tidak, kata saya prihatin yang biasa murah diumbar pun seakan menjadi teramat mahal untuk diucapkan.
Karena pada dasarnya negara harus melindungi setiap warga negaranya, dan yang menyedihkan hal seperti ini sudah terjadi berulang kali tanpa ada penyelesaian apapun.
Ah mungkin saya hanya penghayal saja mengharapkan negara peduli sama rakyat. Mungkin di jaman edan ini baru ada kasus dimana manusia bisa ngiri dengan (maaf) sapi, dimana seekor hewan di mata suatu negara bisa dilindungi begitu rupa, sedangkan di kita.....
Wasalam - Connecting Blogger -
No comments:
Post a Comment